Disdag Kabupaten Kediri Lakukan Pengundian Los Pasar Wates 

Puluhan pedagang Pasar Wates bersiap menempati lapak baru mereka. Setidaknya ada ratusan los yang diundi di tahap pertama kemarin. Demi pemerataan, dinas perdagangan (disdag) membatasi pedagang hanya boleh memiliki maksimal empat lapak.

“Mereka yang dulunya punya lebih dari empat los akan dikurangi menjadi hanya empat los saja,” terang Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih.

Ditemui di Pasar Wates, Tutik mengungkapkan, di hari pertama kemarin disdag hanya mengundi los untuk pedagang sayur, konveksi, dan gerabah. Rinciannya, 50 los milik 39 pedagang sayur. Kemudian 55 los milik 23 pedagang konveksi, dan 21 los milik 11 pedagang gerabah.

Terkait jumlah los yang jauh lebih banyak dari jumlah pedagang, diakui Tutik, mayoritas memiliki lebih dari satu los. Namun, di bangunan baru disdag sudah menerapkan pembatasan maksimal hanya boleh empat los.

Selain pengundian kemarin, menurut Tutik pihaknya akan melanjutkan pengundian hari ini (7/2) dan Selasa (13/2) nanti. Selain 73 pedagang yang mengikuti pengundian los kemarin, Tutik memastikan ratusan sisanya baru bisa ikut pengundian tahap dua dan tiga.

Total masih ada 422 los milik  413 pedagang yang masih akan diundi lagi. Ada pula 55 kios lain yang juga siap ditempati setelah nama-nama pedagang yang berhak ditentukan lewat undian.

Pantauan koran ini, setelah pengundian tahap pertama selesai kemarin, para pedagang mulai melakukan pengecekan lokasi berjualan yang baru. Sesuai perjanjian, disdag memberi waktu pedagang untuk menempati lapak baru pada minggu ketiga Maret nanti.

Jika pedagang mau, mereka juga bisa langsung menempati lapak yang baru didapat itu. Meski demikian, belajar pada bangunan pasar sebelumnya, mereka masih akan memodifikasi los yang didapat dengan memasang sekat. Hingga kemarin sore belum ada pedagang yang memasang sekat antar-los yang masing-masing berukuran 1,5×2 meter tersebut.

Sementara itu, Wulandari, 43, salah satu pedagang sayur mengaku senang dengan hasil undian. Mendapat los di tepi pasar, menurut Wulan lapak barunya itu cukup strategis.          “Alhamdulillah ini pas dapat di bagian luar. Jadi pasti ramai,” ungkapnya optimistis.

Perempuan yang selama ini berjualan di tempat penampungan sementara itu pun siap menempati lapak barunya dalam waktu dekat. Meski demikian, lebih dulu dia harus mengabari langanannya tentang lokasinya yang baru. “Biar mereka (pelanggan, Red) nggak kecele,” tandasnya.

Seperti diberitakan, Pasar Wates diresmikan oleh Bupati Hanindhito Himawan Pramana pada 29 Januari lalu. Pasar yang revitalisasinya menghabiskan anggaran mencapai Rp 16 miliar itu menjadi pasar pertama di yang mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Pasar tradisional di lereng Gunung Kelud ini juga sudah dilengkapi dengan teknologi. Pemkab mengubah pasar yang semula terkesan kumuh ini menjadi pasar tematik dengan nuansa seni dan budaya. Serta, jadi salah satu alternatif destinasi wisata.